Apoorva Jadhav, mahasiswa doktoral di University of Michigan mengungkap hal itu setelah meneliti data dari 23 negara. Perilaku BAB (Buang Air Besar (BAB) sembarangan di 23 negara yang tersebar di Asia, Afrika dan Amerika Latin tersebut tercatat masih sangat tinggi.
Hasilnya, angka kekerasan seksual bukan pasangan di lingkungan dengan perilaku BAB sembarangan yang tinggi, 3 kali lebih tinggi dibandingkan di lingkungan dengan akses toilet yang memadahi (Pit Latrine).
"Kelemahannya, kasus kekerasan seksual adalah isu sensitif. Tidak selalu terlaporkan, jadi angka sesungguhnya mungkin berbeda," jelas Jadhav, ditemui di sela-sela ICFP (International Conference on Family Planning) 2016 di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/1/2016).
Baca juga: Perbanyak Toilet Umum, Afrika Selatan Ingin Kurangi Angka Kekerasan Seksual
Kasus Kekerasan Seksual dan BAB Sembarangan
Menurut Jadhav, penelitian ini memang terinspirasi oleh temuan di India. Di negeri yang terkenal dengan tingginya kasus perkosaan tersebut, sanitasi masih menjadi masalah besar. Akses air bersih dan toilet di India termasuk yang terburuk di dunia.
Tentu saja, masalah utama dalam akses sanitasi bukan hanya kekerasan seksual. Dalam penelitiannya, Jadhav juga melihat pengaruh BAB Sembarangan dengan tingginya kasus diare pada anak-anak.
Baca juga: Berantas BAB Sembarangan, Warga Ende NTT Gelar Arisan WC
(up/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.
Posted by:
Published :2016-01-27T11:49:00+07:00
Tingkat Perkosaan di Banyak Negara Berhubungan dengan BAB Sembarangan