Sedangkan, pada stadium ringan (II) atau sedang (III), jaringan endometrium yang tumbuh abnormal umumnya lebih luas dengan ukuran lebih dari 3 cm. Kemudian, endometrium masuk ke organ panggul, peritoneum (dinding samping panggul) dan area yang lain. Terkadang, timbul pula jaringan parut dan adhesi. Jaringan adhesi ini terbentuk akibat tubuh mengalami cedera atau iritasi lalu menghubungkan organ tubuh yang secara normal tidak terkait.
"Akibatnya, organ-organ tubuh tersebut saling menempel hingga kinerja organ terganggu. Sedangkan, pada stadium IV, jaringan endometrium sudah tumbuh ke area lain hingga memengaruhi organ panggul serta ovarium. Seringkali diiringi dengan perubahan anatomi dan juga adhesi," kata dokter spesialis patologi anatomi di Redwood City, California, Melissa Conrad Stoppler, MD.
Baca juga: Ingat, Kena Endometriosis Bukan Berarti Wanita Tidak Akan Bisa Hamil
Ia mengingatkan, gejala yang dialami wanita tidak selalu berbanding lurus dengan stadium endometriosis yang dialami. Sebab, ada wanita yang merasakan gejala menyakitkan luar biasa meskipun stadium endometriosisnya masih terbilang awal. Sebaliknya, pada wanita dengan endometriosis stadium berat justru ada yang merasakan gejala ringan.
Kepada detikHealth baru-baru ini, dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, mengatakan bahwa stadium endometriosis ini bergantung dari pengamatan visual saat dilakukan operasi. Lantas, bagaimana penanganan endometriosis yang berbeda stadium seperti itu?
"Pada dasarnya penanganannya sama, mengambil jaringan endometriosis sebanyak-banyaknya, dengan meninggalkan jaringan sehat sebanyak-banyaknya. Tetapi semakin tinggi stadiumnya, semakin sulit operasi dan makin buruk prognosis pasiennya," kata pria yang juga pendiri GMITS (Gynecologic Minimally Invasive Treatment Surabaya-www.trust-gmits.com) ini.
Baca juga: Kenali Endometriosis, Penyakit yang Bisa Picu Nyeri Perut Parah Saat Haid
(rdn/up)
Posted by:
Published :2016-03-29T16:20:00+07:00
Kenali, 4 Stadium pada Endometriosis