Terkait hal ini, tim gerakan pemuda Pencerah Nusantara pada Mei 2016 akan dikirim ke sembilan kabupaten untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Di Cirebon sebagai salah satu daerah target, pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dinilai masih kurang tapi sulitnya dukun atau tokoh masyarakat masih lebih dipercaya dibandingkan tenaga kesehatan.
Baca juga: Tingkatkan Layanan Kesehatan, Pencerah Nusantara Kembangkan Sayap di 9 Daerah
"Hidup sehat itu di warga kita dianggap untuk para penggiat kesehatan saja. Kita sampai bagikan brosur dan leaflet perilaku hidup bersih sehat ditempel di mana-mana tapi perilaku masyakakat kami sendiri yang beberapa masih senang BAB (buang air besar -red) di alam bebas. Persepsi ini yang harus diubah," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Sutara saat ditemui di Workroom Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016).
Pengaruh tokoh masyarakat terasa kembali kuatnya saat pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016 lalu ada beberapa warga yang menolak karena terhasut. Untuk menyikapinya dr Sutara mengatakan selain merangkul tokoh terkait, pemerintah daerah juga menggunakan pendekatan komunikasi kreatif.
"Waktu PIN kita sampaikan ke warga 'Bu kita nggak mau imunisasi, kita cuma mau ngasih tetesan biar anaknya enggak kena penyakit polio'. Baru dia mau ikut jadi kata 'imunisasi' itu yang dianggap haram dihindari," kata dr Sutara.
"Jadi ya mungkin teman-teman (Penggerak Nusantara -red) akan butuh lebih banyak pendekatan dalam hal komunikasi efektif. Apalagi untuk merubah mindset orang-orang tertentu yang punya pengaruh di wilayahnya," lanjut dr Sutara.
Baca juga: Tantangan Tenaga Kesehatan di Cirebon: Warga Masih Skeptis Imunisasi
Pencerah Nusantara sendiri adalah gerakkan pemuda yang terdiri dari berbagai macam profesi dan telah berjalan selama empat tahun bergerak aktif di daerah-daerah tertinggal. Tujuannya yaitu memperkuat fungsi puskesmas lewat perbaikan pemberdayaan dan manajemen masyarakat dengan indikator seperti angka kesakitan, kematian ibu dan bayi, gizi, serta kesejahteraan umum sebagai tolak ukur keberhasilan program.(fds/vit)
Posted by:
Published :2016-03-23T15:58:00+07:00
Komunikasi Kreatif Diharapkan Bisa Ubah Paradigma Kesehatan Masyarakat Daerah