Posted by:
Published :2016-04-30T17:15:00+07:00
Dinkes Bantul imbau masyarakat waspadai flu singapura
Info kesehatan alami natural herbal terbaru, obat penyakit
| Ilustrasi cara mengencangkan kulit © Shutterstock |
Baca juga : 5 Cara Mengatasi Kulit Kering Paling Simple
Baca juga : Cara Memutihkan Kulit Secara AlamiBisa juga anda menggunakan bahan yang lain yaitu madu dan susu. Perbandingan madu dan susu yang digunakan adalah satu berbanding lima. Penggunaannya sama dengan ketika anda menggunakan campuran putih telur dan lemon. Bahan yang lain yang juga bisa digunakan adalah buah pisang. Anda bisa menggunakan baik buahnya ataupun kulitnya. Cara Mengencangkan Kulit dengan menggunakan kulit pisang adalah dengan cara mengoleskan bagian dalam kulit pisang pada kulit wajah anda. Lakukan berkali-kali baru kemudian bersihkan menggunakan air hangat. Memperbanyak olahraga juga merupakan cara yang manjur untuk mendapatkan kulit wajah yang kencang.
| Beras merah © Shutterstock |
Baca juga : Menu Makanan Sehat Yang Dapat Membantu Meningkatkan Kesehatan tubuh Kita
Baca juga : Tips Rahasia Untuk Menjadi Vegetarian yang SuksesSelanjutnya, guna beras merah yang lain juga bisa diarahkan pada kesehatan otak. Konsumsi beras merah juga bisa mencegah munculnya penyakit beri-beri. Jika anda takut mendapatkan penyakit kolesterol, maka anda juga bisa mengganti konsumsi anda menjadi nasi beras merah karena salah satu Manfaat beras merah yang lain juga adalah mencegah kolesterol tinggi. Beras merah juga sangat bagus untuk dikonsumsi oleh bayi terutama karena kandungan zat besinya yang tinggi. Hal itu bisa membantu asupan gizi bayi di samping yang ia dapatkan dari asi.
| Ilustrasi infeksi saluran pernafasan ©Shutterstock |
Baca juga : Cara Mudah dan Cepat Membersihkan Paru-Paru Secara Alami
[unable to retrieve full-text content]
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr Anwar Santoso, SpJP, FIHA, mengatakan kompetensi dokter dan teknologi kesehatan di Indonesia sudah sangat maju. Bahkan, ia mengatakan Indonesia setara dengan Malaysia dan Singapura, dua negara yang menjadi tujuan utama pasien Indonesia jika berobat ke luar negeri.
"Banyak sekali kemajuan yang telah kita capai dalam bidang kardiovaskular di Indonesia, dalam bidang kuratif, misalnya ditemukannya Percutaneus Coronary Intervention (PCI) yang telah berhasil mengurangi angka kematian akibat gagal jantung, teknologi Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) dan Left Ventricular Assist Device (LVAD) yang sangat menolong pasien gagal jantung. Pemasangan pacu jantung pada kasus gangguan irama jantung dan ICD terbukti menurunkan kematian jantung mendadak," tuturnya.
Baca juga: Ingin Ukur Tekanan Darah di Rumah? Bisa, Begini Cara Tepat Melakukannya
"Untuk memperluas cakupan pemasangan pacu jantung hingga ke seluruh daerah di Indonesia, telah dilakukan program pelatihan oleh PP PERKI melalui Pokja Aritmia. Di samping itu, dalam bidang pembuluh darah, teknologi Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEFAR) dan Endovascular Aneurysm Repair (EVAR) membantu pasien dengan kasus ini," urainya lagi, dalam konferensi pers Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) ke 25, di Hotel Ritz-Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2016).
Di bidang pediatrik (anak), terdapat kemajuan dalam penanganan penyakit jantung congenital, misalnya penanaman alat Patent Ductus Arteriosus (PDA), Amplatz Duct Occluder (ADO) dan Amplatz Septal Occluder (ASO) yang akan membantu pasien anak dengan kelainan jantung bawaan. Tak kalah pentingnya adalah di bidang pencitraan (imaging) jantung sehingga diagnosa dapat dilakukan secara akurat dan tepat, antara lain Transthoracic echocardiogram (TTE), Transesophageal echocardiography (TEE), Cardiac Magnetic Resonance Imaging (CMRI) dan Radio Nuclear Imagin.
Hal senada juga dikatakan oleh dr Isman Firdaus, SpJP, FIHA, Sekretaris Eksekutif Perki. Secara kualitas, dokter-dokter jantung di Indonesia memiliki kemampuan yang baik tak kalah dari dokter luar negeri.
Masalahnya terletak di persebaran dokter spesialis jantung. Idealnya, 1 dokter jantung melayani kurang lebih 100.000 pasien. Sementara kondisi saat ini 1 dokter jantung melayani lebih dari 200.000 pasien, mengakibatkan antrean yang panjang saat berobat.
"Karena panjang, orang yang memiliki uang lebih akhirnya memilih berobat ke luar negeri. Padahal sebenarnya bisa juga di Indonesia. Sekarang kita di Harapan Kita sudah ada weekend sevice. Atau kalau yang tidak ikut BPJS bisa berobat ke RS swasta," tandasnya.
Masalah ini sudah dibicarakan oleh PERKI selaku organisasi profesi dengan Kementerian Kesehatan selaku regulator. Solusinya, akan dibentuk Komite Kardiovaskular Nasional yang berfungsi untuk mengurai masalah persebaran dokter serta pemerataan teknologi kesehatan.
"Target kita tahun 2019 sudah ada 1.500 dokter di seluruh Indonesia, dan tersebar rata dari Sabang sampai Meraukr. Selain itu, minimal di rumah sakit tipe C memiliki satu dokter jantung sehingga yang dari daerah tak perlu lagi dirujuk ke kota besar," pungkasnya.
Baca juga: Mewujudkan Kota Ramah Jantung di Indonesia, Bisakah?
(mrs/vit)
Diungkapkan pakar gizi Jacqueline Newson, kandungan pada makanan sejatinya dapat membantu menghilangkan selulit secara alami, salah satunya dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin C. Menurut Newson, banyak orang tidak menyadari manfaat memperkuat jaringan kulit. Salah satunya memanfaatkan vitamin C untuk sintesis kolagen.
"Selulit muncul ketika jaringan ikat di bawah lapisan atas kulit mulai melemah sehingga memungkinkan jaringan lemak yang terletak di dasar untuk menonjol dan memproduksi kerutan. Kolagen adalah zat yang memberikan elastisitas pada kulit dan produksinya secara langsung dipengaruhi oleh vitamin C," ucap Newson, dikutip dari Mirror, Jumat (15/4/2016).
Baca Juga: 6 Fakta Tentang Selulit yang Perlu Anda Ketahui
Penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin C dapat meningkatkan elastisitas kulit dan kekencangan kulit hanya dalam waktu 12 minggu. Caranya, dengan meningkatkan produksi kolagen untuk mengurangi kerutan dan melawan tanda-tanda penuaan.
Konsumsi air putih juga baik untuk mengurangi selulit. Meminum air sangat bermanfaat bagi tubuh karena dapat membantu tubuh untuk melepaskan cairan yang ada di selulit dan dapat mengurangi selulit. Selain itu, Newson juga menyarankan untuk menambah Omega-3 di dalam makanan Anda.
"Coba tambahkan Omega-3 dalam asupan harian sebagai asam lemak yang bermanfaat sebagai EPA dan DHA. Selain membantu mengurangi peradangan, dapat juga mencegah pembesaran ruang sel lemak," ujar Newson.
Lebih lanjut, Newson mencontohkan makanan yang mengandung omega-3 adalah ikan berminyak, kenari dan biji rami. Keseimbangan hormon, menurut Newson juga perlu diperhatikan terutama saat seorang wanita mengalami menopause.
"Makanlah kacang kedelai, biji wijen, gandum dan biji rami sebagai penyeimbang hormon. Untuk membantu menjaga hormon dapat ditambah asupan vitamin B, misalnya B6 yang tidak hanya berkontribusi pada regulasi aktivitas hormonal, tetapi juga bertanggung jawab untuk pemanfaatan protein dan lemak dalam tubuh kita," pungkas Newson.
Baca Juga: Bukan Hanya Ibu Hamil, Stretch Mark pun Bisa 'Mampir' di Kulit Para Gadis
(rdn/vit)
[unable to retrieve full-text content]
dr Antonia Anna Lukito, SpJP, Ketua Pokja Kardiologi Wanita, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), mengatakan pasca menopause, produksi hormon estrogen pada wanita akan terhenti. Akibatnya risiko mengidap penyakit jantung akan meningkat.
"Kalau pada laki-laki umur 45 sudah bisa kena penyakit jantung. Perempuan lebih lama, umur 55, sudah menopause baru bisa kena penyakit jantung. Tapi penyakit jantungnya lebih berbahaya dan lebih mematikan," tutur dr Antonia, dalam konferensi pers
Dijelaskan dr Antonia, penelitian sudah membuktikan hormon estrogen berpengaruh terhadap kesehatan jantung wanita. Jika gaya hidup yang dijalankan sehat, kemungkinan mengidap penyakit jantung pasca menopause akan rendah.
Baca juga: Risiko Gangguan Jantung Tidak Bisa Dilepaskan dari 'Kesalahan' Keluarga
Namun jika gaya hidup sebelum menopause tidak sehat, kurang olahraga, berat badan berlebih, hingga memiliki penyakit seperti hipertensi dan diabetes, maka risiko mengidap penyakit jantung akan meningkat. Risiko kematian pun akan lebih besar.
"Misalnya pada laki-laki umur 55 tahun dan wanita juga 55 tahun, sama-sama kena penyakit jantung, yang lebih berbahaya dan mematikan ya yang pada wanita," tambahnya lagi.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi hal yang harus diperhatikan. dr Antonia mengatakan gaya hidup sehat harus dilakukan dari muda. Jangan sampai hanya gara-gara risiko penyakit jantung rendah, wanita jadi tidak melakukan gaya hidup sehat.
"Jaga berat badan, olahraga teratur, kurangi asupan gula dan garam itu penting untuk hindari risiko penyakit jantung," tuturnya.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara Juga Bisa Deteksi Masalah Jantung
(mrs/vit)
[unable to retrieve full-text content]
Baca juga: Senggol Istri, Alergi Suami Makin Parah
5. Pelembab ruangan
Pelembab ruangan juga bisa menjadi tempat bersarangnya jamur dan bakteri jika tidak dibersihkan secara teratur.
6. Kolam renang
Klorin dalam kolam renang dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan. Padahal jika pernapasan terganggu, ini juga bisa memperburuk gejala alergi yang sudah ada seperti kulit gatal, batuk-batuk dan sesak napas.
7. Melewatkan kopi
Kopi dikenal memiliki kemiripan dengan theophylline, obat resep untuk mengendalikan asma. Memang minum kopi tidak serta-merta dapat meredakan gejala alergi, tetapi setidaknya gejalanya berkurang.
8. Dekongestan
Luong mengatakan, semprotan dekongestan dapat memperburuk gejala alergi jika penggunaannya melebihi resep dokter atau lebih dari 3-5 hari. "Lebih baik kombinasikan dengan antihistamine saja," sarannya.(lll/vit)
Sebagian besar orang yang obesitas mungkin menyadari hal ini dan ingin kurus namun kesulitan. Studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Cambridge melihat penyebabnya mungkin bukan karena masalah motivasi saja.
Ekperimen yang dilakukan pada 23 partisipan kurus dan 40 partisipan obesitas menunjukkan bahwa kedua kelompok mampu membedakan makanan mana yang sehat dan mana yang tidak ketika peneliti menunjukkan beberapa gambar makanan. Tapi ketika dihadapkan pada makanan yang sama di prasmanan, orang-orang obesitas lebih banyak memilih makanan tak sehat.
Baca juga: Mana yang Lebih Bikin Gemuk, Kurang Tidur atau Tidur Melulu?
Pindaian magnetic resonance imaging (MRI) melihat bahwa otak partisipan obesitas sebetulnya cenderung ingin mengonsumsi makanan sehat. Tapi kemudian pada bagian otak yang disebut ventromedial prefrontal cortex, area yang mempertimbangkan nilai kepuasan, aktivitasnya cenderung minim.
Peneliti mengatakan pada orang obesitas bagian ventromedial prefrontal cortex ini ditemukan juga lebih tipis dari mereka yang kurus. Konsekuensinya mungkin saja memang membuat seseorang menjadi lebih berisiko untuk menyerah pada nafsunya.
"Ada perbedaan jelas yang terjadi antara hipotesis pilihan makanan sehat dan makanan yang benar-benar dimakan oleh orang gemuk," kata ahli psikologi yang terlibat dalam penelitian, Dr Nenad Medic, seperti dikutip dari Medical Daily pada Jumat (15/4/2016).
"Meski mereka tahu bahwa beberapa makanan tidak sehat, dan mereka sendiri mengatakan tidak akan memilihnya, tapi bila sudah dihadapkan pada makanan terkait maka bisa jadi cerita yang berbeda," pungkasnya.
Baca juga: Pakar Ungkap Berada di Ruangan Dingin Bisa Bantu Kecilkan Lingkar Perut(fds/vit)