Setidaknya inilah yang diharapkan peneliti asal Karolinska Institute, Swedia dengan riset unik mereka yang diberi nama Priotab. Menurut ketua tim peneliti, Dr Christoffer Rahm, riset ini dibutuhkan untuk mengurangi risiko atau kemungkinan terjadinya kekerasan pada anak.
"Karena selama ini, tindakan baru diberikan ketika pelakunya tertangkap, padahal pada tahapan ini si anak sudah mengalami kekerasan," katanya.
Rahm menggunakan obat-obatan yang dipakai untuk kastrasi kimia. Obat ini lazim diberikan pada pelaku kejahatan seksual, namun sejauh ini belum pernah ada peneliti yang mencoba mencari tahu apakah obat yang sama dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kekerasan sebelum hal itu terjadi.
Bila rencana riset ini disetujui dan mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan, peneliti akan merekrut 60 partisipan yang memiliki potensi untuk kejahatan seksual.
Dalam dua tahun, partisipan akan dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok pertama diberi obat bernama Degarelix yang diklaim dapat menurunkan kadar testosterone dalam tubuhnya sebanyak 97 persen hanya dalam tiga hari, sedangkan sisanya diberi obat kosongan atau plasebo, namun obat akan diberikan secara acak
Baca juga: Paedofil, Faktor Genetik atau Kelamaan Jomblo?
Lalu bagaimana merekrut orang-orang ini? Karolinska Institute rupanya mengoperasikan sebuah saluran telepon khusus untuk menampung laporan atau keluhan dari mereka yang berpotensi melakukan kejahatan seksual bernama Preventell. Mereka yang menghubungi nomor ini akan diarahkan untuk menjalani percobaan yang mereka lakukan.
Selama obat diberikan, peneliti akan melakukan pengawasan, terutama mengamati perubahan pola pikir partisipan. Mereka juga akan mengetes gairah seksual partisipan, apakah mereka memperlihatkan sikap impulsif dan empati kepada calon korbannya.
Masing-masing dari mereka juga akan menjalani beberapa kali scan otak yang akan merekam reaksi mereka, semisal ketika diperlihatkan gambar rekaan orang dewasa dan anak yang mengenakan pakaian renang atau pakaian dalam.
Baca juga: Psikolog: Pendidikan Seks Bisa Jauhkan Anak dari Paedofil Online
"Dari hipotesis kami, secara klinis obat ini telah menurunkan risikonya secara signifikan," simpul Rahm seperti dilaporkan Mirror.
Lewat studi ini, Rahm juga berharap menemukan biomarker yang akan memberikan petunjuk apakah seseorang berpotensi melakukan kekerasan atau pelecehan seksual pada anak dan membedakannya dengan orang kebanyakan. Entah itu pada molekul dalam darahnya atau pola khusus pada aktivitas maupun struktur otaknya.(lll/vit)
Posted by:
Published :2016-04-13T18:22:00+07:00
Peneliti Swedia Mencoba Obat untuk Cegah Paedofil Serang Anak-anak